Aku harap walaupun dari yang paling awal, paling dasar, paling kecil, tapi sama sekali tidak menuurunkan semangatku untuk berkompetisi. Dikampusku, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mengikuti sayembara adalah hal yang tabu. Tak banyak yang berminat, bahkan tak banyak yang tau. Beruntung aku dekat dengan seorang dosen bernama Pak Masdar Djamaludin, beliau yang membimbing kami, mesuport kami para komunitas kecil di kampus untuk terus berkompetisi melalui sayembara. Bahkan, sayembara jauh lebih penting dari tugas-tugas studio perancangan arsitektur di kampus kami yang seperti menjemukan. Itu benar, setidaknya untukku, buktinya aku merasa lebih banyak belajar dan lebih banyak tau setelah mengikuti beberapa kompetisi. Walau tak menang, bagiku berkompetisi adalah ajang melatih sense, kepiawaian dalam merancang, sebuah sarana belajar yang sangat mengasyikkan.
ya, sama seperti tugas kuliah pengantar arsitektur saat aku mulai masuk kuliah. Berpanas-panas hanya untuk membuat shelter. Pengalaman awal yang paling berkesan. Pengalaman awal meruang bahkan menciptakan ruang, untuk sendiri, tubuh sendiri, gerak sendiri. Saat itu aku masih terlalu lugu. Belum paham arsitektur, belum menghayati, maka tak masuk ke hati. Shelter yang aku buat hanya berdasarkan pengalaman pramukaku dahulu saat persami.
team desain:
1.Iwan Kunia
2.Rahmatunnisak
3.Istiqamah
4.Fakinah Nailan Edward
3.Istiqamah
4.Fakinah Nailan Edward
status: competition entry
project deadline: Juni 2012
competition organizer: Universitas Kristen Petra
juri :
1. Ir. Eko Prawoto, M.Arch, IAI | |
2. Antonio Ismail, M.Arch | |
3. Prof. Ir. Lilianny S Arifin, MSc, Ph.D |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar